Kemenristek/BRIN Targetkan Kemandirian Vaksin

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JAKARTA — Upaya pemerintah dalam menangani pandemi COVID 19 dengan melakukan impor vaksin, diharapkan tidak berlangsung lama. Karena, ini dinyatakan hanya sebagai pembuka jalan bagi pengembangan vaksin dalam negeri dan membangun kemandirian industri vaksin Indonesia.

Menteri Ristek/BRIN Bambang Brodjonegoro mengakui bahwa saat ini Indonesia sedang melakukan double-track. Yaitu mendatangkan vaksin dari luar negeri untuk menciptakan herd community dan dalam waktu bersamaan juga melakukan pengembangan kemandirian vaksin dalam negeri.

“Disadari bahwa vaksin yang ada sekarang tidak dapat melindungi seumur hidup. Ada waktu dimana daya tahan tubuh menurun atau menghilang sehingga dibutuhkan boostering atau vaksinasi ulang. Disinilah, peran industri dalam negeri hadir untuk melanjutkan proses kemandirian menjaga kesehatan masyarakat,” kata Bambang dalam acara online Inovasi Indonesia, Jumat (22/1/2021).

Ia menegaskan bahwa pengembangan vaksin Merah Putih bukanlah hal yang dapat ditawar.

“Pengembangan ini juga merupakan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan teknologi vaksin, terutama platform. Karena itu saya mendorong banyak institusi dengan platform yang berbeda. Ini untuk jangka panjang kemandirian kesehatan masyarakat Indonesia yang lebih siap dan antisipatif,” ucap Bambang lebih lanjut.

Tentu saja, upaya pengembangan ini tetap mengedepankan keamanan dan efikasi seiring dengan pengembangan teknologi ke masa depan dan kecepatan pengembangan vaksin.

“Kita akan melakukan inovasi vaksin dengan cepat. Penguasaan hulu hilir industri farmasi yang dilakukan dengan kolaborasi triple helix, industri, pemerintah dan akademisi,” ujarnya.

Lihat juga...