Kemenristek/BRIN Targetkan Kemandirian Vaksin

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Pengembangan ini juga disebut Bambang sebagai prospektif bagi para pelaku ekonomi bisnis. Dengan mempertimbangkan demografi Indonesia sejumlah 260 juta jiwa yang membutuhkan varian vaksin dalam jumlah yang banyak dan berkelanjutan.

“Ada beberapa perusahaan swasta yang sudah berminat, yaitu PT Biotis, Tempo Scan dan Kalbe Farma. Jadi potensi sudah ada, tinggal merangkai kerja sama dalam membangun kemandirian vaksin Indonesia,” kata Bambang.

Sebagai contoh, PT Biofarma hanya memiliki kapasitas produksi 250 juta dosis setiap tahun. Sementara, kebutuhan vaksin Indonesia untuk herd community adalah vaksinasi bagi 180 juta penduduk Indonesia. Artinya, vaksin yang dibutuhkan adalah 360 juta dosis.

“Kan tidak cukup. Akhirnya, kita harus import. Kita tidak bisa selamanya bergantung pada import. Karena itu, saya mendorong Menteri BUMN untuk membentuk konsorsium dengan PT Biofarma sebagai pemimpinnya untuk bersama memenuhi kebutuhan vaksin. Di masa datang, tidak tertutup kemungkinan, malah kita lah yang akan ekspor. Biotis itu mampu memproduksi hingga 700 juta dosis,” paparnya.

Jadi, upaya pencapaian herd community saat ini memang masih menggunakan vaksin impor.

“Tapi untuk kedepannya, dalam melindungi dan memperkuat sistem kesehatan masyarakat yang akan berdampak juga pada perekonomian, kita harus berupaya mewujudkan kemandirian vaksin ini,” pungkasnya.

Lihat juga...