Kiat Warga Tambaklorok Semarang Hadapi Abrasi Air Laut
Editor: Makmun Hidayat
Hal senada juga disampaikan warga lainnya, Suharto. Dijelaskan penggunaan APO sementara, sangat mendesak, apalagi cuaca masih kerap berubah. Gelombang tinggi pun masih sering terjadi.
“Cara membuat penahan gelombang dari bambu cukup mudah, hanya saja butuh tenaga cukup banyak saat menancapkan ujung bambu kedalam pinggir pantai, karena pasti ada gelombang dan angin cukup kencang, ” terangnya.
Setelah cukup banyak, kemudian masing-masing bambu ditautkan sehingga semakin kuat untuk menahan gelombang.
“Sementara, untuk talud penahan gelombang, rencananya sudah akan akan dibangun mulai Jumat (29/1/2021). Ini sudah mundur sekitar dua minggu, karena gelombang masih tinggi. Mudah-mudahan benar-benar sudah bisa dimulai, sehingga dengan adanya talud, APO bambu yang sudah dipasang juga bisa tahan lebih lama lagi,” tandasnya.
Disinggung mengenai penggunaan mangrove, sebagai penahan gelombang, dirinya mengaku sampai saat ini belum dilakukan, karena menunggu pertumbuhan tanaman tersebut cukup lama. Selain itu, kawasan Tambaklorok juga menjadi dermaga puluhan kapal, sehingga agak sulit dilakukan.
Sementara, warga Tambaklorok lainnya, Rudi mengaku juga menggunakan bambu sebagai pondasi pembuatan keramba apung, untuk budidaya kerang hijau.
“Bambu ini sifatnya lentur, jadi tidak mudah patah saat terkena gelombang. Jadi lebih kuat dibandingkan menggunakan kayu. Bambu juga bisa untuk penahan gelombang atau pemecah ombak, karena sifatnya itu,” pungkasnya.