Kim Jong Un Sebut AS Tetap Musuh Meski Ganti Presiden

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah Kimhwa, dalam gambar ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada 1 Oktober 2020. -Ant/KCNA

SEOUL – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyebut Amerika Serikat sebagai “musuh terbesar” dan mengatakan kebijakan permusuhan Washington terhadap Korea Utara tidak akan berubah, terlepas dari siapa yang menempati Gedung Putih.

Berbicara di kongres partai di Pyongyang beberapa hari sebelum Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat, Kim mengatakan, mencabut kebijakan bermusuhan itu akan menjadi kunci bagi hubungan Korea Utara – AS, kantor berita negara KCNA mengatakan.

“Kegiatan politik luar negeri kami harus difokuskan dan diarahkan kembali untuk menundukkan AS, musuh terbesar kami dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami,” kata Kim pada Jumat, menurut laporan KCNA mengenai sambutannya.

“Tak masalah siapa yang berkuasa di AS, watak sejati AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah,” kata Kim, bersumpah untuk memperluas hubungan dengan “pasukan antiimperialis, independen” dan menyerukan perluasan kemampuan nuklir.

Belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri AS. Seorang juru bicara kampanye Biden, menolak berkomentar. Biden, yang merupakan wakil presiden di bawah Presiden Barack Obama, menyebut Kim sebagai “bajingan” selama kampanye pemilihan, dan pada 2019 Korea Utara menyebut Biden sebagai “anjing gila” yang perlu “dipukuli sampai mati dengan tongkat.”

Kim melakukan tiga pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Presiden AS Donald Trump, dan keduanya berkorespondensi dalam serangkaian surat, tapi upaya itu gagal mengarah pada kesepakatan denuklirisasi atau perubahan resmi dalam hubungan kedua negara.

Biden mengatakan, pada Oktober, bahwa dia hanya akan bertemu Kim dengan syarat Korea Utara akan setuju untuk menurunkan kapasitas nuklirnya.

Lihat juga...