Lemet, Jajanan Pasar Tradisional Kenyal Mengenyangkan

Editor: Makmun Hidayat

YOGYAKARTA — Memiliki tekstur kenyal, rasa yang manis bercampur gurih, serta mengenyangkan. Itulah lemet, makanan tradisional khas Jawa, yang sudah semakin jarang ditemui. 

Jajanan pasar yang sudah ada sejak puluhan tahun silam ini, mungkin saat ini cukup sulit ditemukan di kota-kota besar.  Meski begitu, di sejumlah pasar tradisional Yogyakarta khususnya yang terletak di desa-desa, lemet masih eksis hingga kini.

Selain menjadi camilan sehari-hari, lemet juga biasa dibuat sebagai hidangan makanan ringan berbagai acara warga, baik itu hajatan, pengajian maupun pertemuan lainnya.

Berbahan dasar singkong atau ketela, lemet sepintas terlihat seperti lemper atau arem-arem karena dibungkus dari daun pisang. Hanya saja bentuknya dibuat menyerupai tempe yakni kotak pipih.

Salah seorang pembuat lemet asal Temon Kulon Progo, Kristina, Sabtu (23/1/2021). -Foto Jatmika H Kusmargana

Salah seorang warga Temon, Kulon Progo, Kristina, mengatakan lemet dibuat dari bahan sederhana. Berupa singkong, gula merah, serta sedikit garam.

Cara membuatnya juga sangat gampang. Pertama parut ketela yang telah dikupas hingga halus. Setelah menjadi adonan, tambahkan gula merah, gula pasir serta sedikit garam.

“Setelah itu aduk adonan hingga rata. Lalu bungkus menggunakan daun pisang. Setelah semua adonan terbungkus. Tinggal di kukus saja selama kurang lebih 30 menit. Setelah matang, angkat dan lemet bisa langsung disajikan,” katanya Sabtu (23/1/2021).

Berwarna coklat tua, yang berasal dari warga gula merah, lemet biasa disajikan saat masih hangat. Rasa gurih singkong, yang berpadu dengan rasa manis gula sangat nikmat bila disajikan bersama teh hangat.

Lihat juga...