Memanfaatkan Bambu untuk Karamba Budidaya Kerang Hijau
Editor: Makmun Hidayat
SEMARANG — Tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan, bambu juga bisa digunakan untuk konstruksi bangunan. Sifatnya yang lentur sehingga tidak mudah patah, menjadikannya cocok sebagai untuk pembuatan karamba apung.
Hal tersebut seperti yang ditunjukkan para nelayan di kawasan Tambaklorok Kota Semarang. Puluhan karamba apung, yang terletak di tengah lautan, seluruhnya menggunakan bambu, sebagai bahan baku konstruksi.
“Karamba apung ini untuk budidaya kerang hijau. Jadi letaknya tidak terlalu ke tengah laut. Jadi masih bisa kita gapai dasarnya menggunakan bilah bambu,” papar nelayan Tambaklorok, Rudi saat ditemui di kampung nelayan tersebut, Kamis (28/1/2021).
Dijelaskan, bambu cocok untuk digunakan sebagai bahan baku pondasi pembuatan keramba apung, karena sifatnya lentur.
“Karamba apung pasti terkena ombak, kadang ada yang sedang, terkadang juga tinggi. Kalau memakai kayu, malah mudah patah karena keras dan kaku. Sementara jika menggunakan bambu lebih awet, karena lentur, bisa menahan ombak dan cukup kuat. Selain itu juga lebih murah,” lanjutnya.
Diterangkan, untuk membuat satu karamba apung setidaknya dibutuhkan sekitar 20-30 bilah bambu, tergantung besar kecilnya ukuran karamba. Jumlah tersebut, umumnya untuk karamba berukuran 4×6 meter.
Sementara, nelayan lainnya, Sutikno mengaku selain model karamba, budidaya kerang hijau juga bisa dilakukan dengan model tancap. Metode ini juga menggunakan bambu, sebagai bahan konstruksinya.