Menag: Jebolan PTKIN tidak Boleh Terjerat Kasus Korupsi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menekankan, agar seluruh stakeholder Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menyadari pentingnya predikat Islam yang melekat. Gus Yaqut, sapaan karibnya, mengatakan, jebolan PTKIN tidak boleh terseret kasus yang justru berada di luar ajaran Islam.
“Saya tidak ingin lulusan PTKIN yang menyandang Islam sebagai nama kemudian terjerat kasus-kasus yang sama sekali tidak Islami, seperti korupsi,” ujar Menag dalam sambutannya pada acara Peluncuran Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) PTKIN, Kamis (14/1/2021) di UIN Lampung dan disiarkan secara virtual.
Gus Yaqut mengaku masih kerap melihat dan menerima informasi terkait jebolan PTKIN melakukan hal-hal yang tidak pernah diajarkan oleh Islam.
“Ini menjadi catatan dan semoga bisa kita perbaiki bersama di masa mendatang. Jangan bangga hanya ada nama Islam nya, tapi nilai Islam tidak tersampaikan dalam pola ajar dan pola pengelolaan PTKIN,” tandasnya.
Itulah kenapa, lanjut Gus Yaqut, dalam pidato pertamanya saat ditunjuk oleh Presiden sebagai Menteri Agama, ia katakan bahwa semua pihak harus menjadikan agama sebagai inspirasi bukan aspirasi.
“Kalau seluruh perilaku kita ini terinspirasi oleh agama saya yakin, perilaku koruptif, perilaku kolutif dan perilaku lain yang merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara bisa dihindari,” paparnya.
Di samping itu, Gus Yaqut Saya juga mengomentari terkait banyaknya calon mahasiswa yang telah mendaftarkan diri melalui SPAN PTKIN. Menurutnya, banyaknya pendaftar itu tidak boleh membuat Kemenag dan PTKIN berbangga diri.
“Ini harus kita kaji lagi, apakah banyaknya yang daftar itu menjadi indikator bahwa PTKIN kita sudah memiliki kualitas dan mutu, yang bisa dibanggakan? Atau karena masuknya mudah dan biayanya murah?” katanya.