Menikmati Kesunyian Alami Pantai Tapak Kera Kalianda

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Kala angin berhembus sepoi-sepoi cocok menerbangkan drone kamera untuk mengabadikan video dan foto dari udara,” tegasnya.

Lelah menyusuri kontur bukit karang dan mengabadikan foto, Tengku Khalidsah mengaku bisa istirahat. Masyarakat yang mengelola membuat beberapa ayunan pada pohon waru.

Bagi pecinta fotografi ia memastikan aktivitas ayunan juga bisa menjadi background menarik. Wisatawan sebutnya akan lebih tepat membawa bekal makanan, minuman dari rumah. Sebab fasilitas warung belum tersedia di lokasi tersebut sehingga harus disediakan wisatawan.

Mengajak salah satu temannya, Cici dan keluarga lainnya pantai Tapak Kera bisa jadi tempat bersantai. Ia menyebut hanya cukup menyediakan biaya parkir sebesar Rp10.000 untuk motor.

Sebagai destinasi wisata yang jarang dikunjungi ia menyebut keheningan bisa dinikmati. Privasi yang terjaga seolah menjadikan pantai Tapak Kera seperti pantai pribadi. Sebagian pengunjung dominan nelayan pemancing dan pencari ikan memakai perahu.

Tengku Khalidsah menyebut keindahan pantai tersebut cukup alami. Belum ada sentuhan seperti objek wisata lain yang dikelola masyarakat.

Namun kondisi tersebut justru jadi keunikan dan daya tarik alami sekaligus magnet pecinta wisata minat khusus. Bagi pecinta fotografi latar belakang laut biru, paduan pasir putih dan perpaduan bukit hijau menjadi background foto yang indah.

“Para pecinta fotografi kerap memakai latar belakang pantai untuk pre wedding serta menambah koleksi galeri foto di media sosial,” jelasnya

Cici, sang rekan menyebut memilih pantai Tapak Kera untuk mengabadikan foto terbaik. Ia akan mengunggahnya pada media sosial Instagram.

Lihat juga...