Musim Tanam Padi, Peternak Pilih Kandangkan Bebek
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Peternak bebek lain bernama Rendy Antoni menyebut tidak memiliki lahan penggembalaan. Sistem penggembalaan atau pangonan bebek sebelumnya dilakukan pada lahan sawah.
Memelihara sebanyak 4.000 ekor bebek usia dua bulan ia menyebut memilih mengandangkan ternaknya pada lahan kolam. Ratusan hektare lahan sawah yang telah ditanami padi menyulitkan peternak melepasliarkan bebek.
Memilih mengandangkan bebek saat masa tanam padi, Rendy Antoni mengaku merugi. Sebab saat kebutuhan pakan banyak, bebek tidak bisa digembalakan pada lahan sawah. Ia membutuhkan satu kuintal pakan dedak per hari. Mengatasi kerugian lebih banyak ia memilih menjual sebagian ternak bebek miliknya seharga Rp32.000 per ekor.
“Normalnya bebek usia tiga bulan sudah bisa dijual namun karena lahan penggembalaan berkurang sebagian saya jual,” cetusnya.
Sistem kandang pada ternak bebek menurut Rendy Antoni mengandalkan pakan buatan. Selain dedak ia harus membeli limbah ampas tahu, roti dan pelet pabrikan. Mengurangi biaya operasional untuk pakan menjual bebek meski merugi tetap dilakukan olehnya. Pembeli sebagian merupakan warga yang melakukan ternak skala kecil.
Lahan kolam ikan sebut Rendy Antoni jadi tempat mengandangkan ternak bebek miliknya. Semula lahan kolam dipergunakan untuk budi daya ikan patin dan lele.
Lahan kolam tersebut jadi lokasi sementara menghindari bebek masuk ke areal persawahan yang telah ditanami padi. Bebek pedaging dan petelur sebutnya akan dijual seluruhnya saat sudah memasuki masa panen ke wilayah Palembang.