Pakar: Mutasi Virus Pasti Terjadi, Vaksin akan Menyesuaikan
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Menanggapi maraknya berita tentang mutasi dari virus Covid-19, SARS COV-2, Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Prof. Iris Rengganis menyatakan bahwa hal tersebut adalah satu hal yang alamiah.
“Mutasi itu pasti terjadi. Ada yang kecil, ada yang besar. Contohnya, influenza yang strain-nya berubah setiap tahun. Karena itu vaksin influenza juga berubah setiap tahunnya,” kata Iris saat dihubungi, Jumat (29/1/2021).
Begitu pula dengan SARS COV-2, ia menyatakan sudah ada varian B117 yang dilaporkan dari Inggris.
“Dari hasil penelitian, vaksin yang ada sekarang masih efektif menghadapi varian B117 ini. Tapi untuk yang di Afrika Selatan, yaitu B1351, itu bergantung pada kadar netralitas dari antibodi seseorang,” urainya.
Prof. Iris menjelaskan bahwa vaksin yang berbasis mRNA saat ini sudah berusaha menyesuaikan dengan varian virus yang ada.
“Yang berbasis mRNA ini, lebih mudah untuk dikembangkan dalam menyesuaikan mutasi yang muncul. Tapi, kalau untuk masuk ke Indonesia agak sulit. Karena penyimpanannya harus bersuhu sekitar minus 70 derajat Celcius. Ini agak repot kalau untuk di Indonesia,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa ada banyak hal yang dijadikan pertimbangan pemilihan vaksin. Dua hal yang pertama adalah efikasi dan efektivitas.
“Efektivitas ini adalah kemampuan vaksin dalam mencegah penyakit. Termasuk dalam hal ini adalah varian virusnya. Sementara efikasi adalah penurunan insiden penyakit pada kelompok yang divaksin dibandingkan kelompok yang tidak divaksin,” paparnya.
Pertimbangan berikutnya adalah sarana dan prasarana terkait pengadaan vaksin tersebut di Indonesia.