Pandemi, Penjualan Puding di Kediri Laris

KEDIRI  – Penjualan puding art dari usaha rumahan menggunakan edible flower milik Yetty Christina Utama, warga Kelurahan Pakelan, Kota Kediri, Jawa Timur, bertambah laris saat pandemi COVID-19.

“Peminatnya untuk edible flower di Kediri masih lumayan. Untuk jumlahnya, satu pekan sekitar 20-25 pesanan, tergantung acara. Kalau Natal lebih banyak lagi ketimbang hari-hari biasa,” kata Yetty Christina Utama, di Kediri, Minggu.

Ia menekuni usaha kuliner puding art ini sudah sejak 2014. Usaha dibangun berawal dari hobi yang kemudian kuliner yang dibuatnya bisa menghasilkan uang.

Dirinya banyak membuat puding art dengan berbagai macam model antara lain puding lukis, puding 3D/2D, jelly art hingga puding edible flower ini.

Yetty mengungkapkan, membuat puding ini butuh ketelatenan. Bunga yang dibuat adalah edible flower yang merupakan bunga segar dan bisa dimakan. Bunga ini lebih menarik dan lebih berwarna ketimbang bunga kering yang hanya dominan berwarna cokelat dan kuning.

“Puding ini sudah sejak dulu, cuma dari bunga kering. Tapi warnanya dua, cokelat dan kuning saja. Kami punya pemikiran kalau edible flower ini dalam kondisi hidup warnanya masih bagus. Kami coba aplikasi ke puding dan ternyata lebih hidup,” kata dia.

Yetty menyebut, peminat puding edible flower ini di Kediri cukup bagus. Pemesan berasal dari berbagai kalangan baik keluarga maupun instansi.

Ia juga memastikan, puding buatannya selalu baru. Dirinya membuat puding dari pesanan dengan bahan-bahan berkualitas. Semua produk juga segar seperti susu, sehingga terjamin.

Yetty mengaku usahanya ini juga ada kendala seperti bunga. Untuk bunga harus pesan dari Surabaya hingga Bandung, karena dipastikan organik. Bunga tersebut untuk dikonsumsi sehingga harus bebas dari pestisida.

Lihat juga...