Pandemi, Sektor Pertanian jadi Penyelamat
Ekspor Pertanian Melejit
Bukan hanya terjaga produksi beras di daerah sentra produksi, ekspor pertanian Sumsel justru melejit pada 2020 sejak pertengahan tahun dengan mencatat pertumbuhan 89,89 persen secara tahunan (year to year) per November 2020.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, Endang Tri Wahyuningsih, dalam keterangan pers secara virtual, Senin, mengatakan walau kontribusi masih rendah yakni 1,18 persen dari niai ekspor Sumsel tapi jika kenaikan ini terus menerus maka bisa jadi menjadi andalan untuk perdagangan luar negeri.
“Ini tak lain berkat adanya peningkatan ekspor Sumsel berupa kelapa, lada hitam, dan getah karet. Khusus karet, ada peningkatan harga dalam beberapa bulan terakhir,” kata dia.
Sebelumnya, ekspor komoditas lada hitam Sumsel melejit hingga 200 persen pada Maret 2020.
Secara mouth to mouth (mtm), ekspor pertanian Sumsel bertumbuh 10,85 persen atau terbilang baik jika dibandingkan dengan sektor minyak dan gas (migas) yang mengalami pertumbuhan negatif -29,62 persen pada Oktober 2020.
Ekspor Sumsel lainnya yang masih baik pada Oktober 2020 ini jika dibandingkan sebelumnya yakni ekspor industri yang tumbuh 17,33 persen, pertambangan 26,58 persen. Sehingga total ekspor Sumsel pada Oktober berjumlah 332,57 juta dolar AS atau tumbuh 15,96 persen.
Dengan begitu, ekspor nonmigas menjadi penyumbang utama dengan kontribusi mencapai 94,84 persen sepanjang Januari-Oktober 2020, yangmana industri berkontribusi 76,82 persen, tambang 16,84 persen, pertanian 1,18 persen. Sendangkan sektor migas hanya berkontribusi 5,16 persen.
Membaiknya ekspor pertanian Sumsel ini tak lepas dari capaian positif ekspor komoditas kelapa, yang mana sepanjang tahun 2020 terhitung Januari-Oktober dengan mengalami pertumbuhan hingga 21,04 persen.