Pandemi, Sektor Pertanian jadi Penyelamat

Ekspor kelapa mengalami kenaikan siginifikan karena terjadi peningkatan produktivitas di daerah ini. Berdasarkan data Disbun Sumsel 2019 terdapat 165.000 petani kelapa dengan produksi mencapai 57.570 ton kopra dan mayoritas berada di Kabupaten Banyuasin.

“Ini menjadi suatu peluang dan potensi bagi Sumsel. Manakala diberdayakan dengan baik, akan dapat mendongkrak perekonomian daerah,” kata dia.

Sejauh ini Sumsel sudah berhasil melewati tekanan berat ekonomi yang tepatnya terjadi pada triwulan II 2020, yang mana saat itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi 1,53 persen secara year-on-year (yoy).

Namun pada triwulan III, daerah berpenduduk 8 juta jiwa lebih ini mencetak pertumbuhan -1,4 persen (yoy) atau terjadi pertumbuhan 0,13 persen jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Malahan secara quartal-to-quartal (qoq), Sumsel sudah tumbuh 4,12 persen.

Dukung Semangat Petani

Namun, pertumbuhan sektor pertanian ini sedikit goyah di akhir tahun ini lantaran penurunan harga gabah.

“Iya pada panen kedua tahun lalu, harga gabah turun dari biasanya berkisar Rp5.000 per Kilogram, kini hanya Rp3.800 per Kilogram, saat ini masih ada beberapa daerah kami yang belum panen,” kata Wawan Darmawan, petani di Desa Sumber Mulya, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.

BPS mencatat NTP padi tercatat indeksnya hanya 97,71 atau tidak mencapai angka 100. Angka ini relatif tidak berbeda jika dibandingkan pada November 2020 yang mencatat indeks 99,05.

“Indeks NTP ini diharapkan menjadi perhatian dari pemerintah, karena jika di bawah 100, artinya petaninya tidak untung. Kondisi ini berbeda dengan tanaman pangan palawija, yang mana indeks mencapai 106,21,” kata Endang.

Lihat juga...