Pedagang: Kenaikan Harga Kedelai Impor Belum Terlalu Berdampak
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Sejumlah pedagang kuliner di Lampung Selatan, yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku, mengaku tidak terpengaruh signifikan dengan naiknya harga komoditas kedelai impor.
Lukman, pedagang tahwa atau kembang tahu di pasar Tugu,Jalan Hayam Wuruk, Tanjung Karang, Bandar Lampung, membenarkan jika harga kedelai mengalami kenaikan sejak beberapa pekan terakhir. Namun, ia tetap menjual tahwa dengan harga tetap alias tidak menaikkan harga jual dagangannya tersebut.
Tahwa yang dibuat dari kedelai tetap dijual sebagai menu favorit warga di Bandar Lampung. Dilengkapi juruh atau kuah campuran jahe dan gula merah, tahwa tetap dijual Rp5.000 per bungkus, meski harga kedelai semula Rp8.000 naik menjadi Rp10.000 per kilogram.
Namun, Lukman mengakui jika kenaikan harga kedelai sangat berpengaruh bagi produsen tahu tempe. Ia sendiri menyiasatinya dengan pengurangan takaran bahan baku. Meski dikurangi, ia memastikan kuliner yang dibuatnya tetap memiliki rasa yang lezat.
“Pengaruh yang dirasakan bagi pemilik usaha kuliner berbahan kedelai, biasanya pasokan yang berkurang, harga naik, sehingga saya menyiasatinya dengan menggunakan kedelai lokal yang sebagian dijual oleh agen langganan tempat saya mengambil bahan baku,” terang Lukman, saat ditemui Cendana News, Sabtu (9/11/2021).
Lukman juga tetap berharap, pemangku kepentingan bisa melakukan stabilisasi harga kedelai. Sebab, kedelai dominan diperoleh secara impor dari Amerika juga digunakan untuk bahan makanan tradisional.