Penanganan Covid-19 di Bekasi Belum Sentuh Bidang Pendidikan
Editor: Makmun Hidayat
“Kami sudah coba tanya ke Puskesmas wilayah, mereka bingung, karena belum ada koordinasi. Akhirnya kami meminta rujukan ke RS swasta mereka mengeluarkan,” jelasnya.
Rujukan dimaksud jelas Ayung, misalkan KBM tatap muka jadi digelar, tiba-tiba warga sekolah yang terindikasi badannya panas atau lainnya, ke mana mereka harus dibawa. Harusnya ke Puskesmas dulu, karena tidak mungkin langsung ke RSUD atau karantina di GOR.
“Harus ke Faskes terdekat untuk itu berharap Puskesmas bisa memberi rujukan atau rekomensasi. Ternyata belum ada tembusan koordinasi. Mereka mengakui kalo ke Dinas Kesehatan belum ada koordinasi terkait Prokes sekolah,”jelasnya.
Atas hal itu ia menilai, belum ada kesiapan matang dari Disdik, dalam menyiapkan KBM tatap muka. Karena ada poin penting belum diamati secara matang. Sehingga hal kecil terlewatkan.
BMPS Perkirakan 20 Persen
BMPS dalam kesempatan itu mengakui dampak pandemi Covid-19 juga berdampak bagi dunia pendidikan dari sektor operasi sekolah. Diperkirakan 20 persen sekolah swasta bisa bengkrap alias tidak bisa beroperasi.
“Kami perkirakan ada 20 persen sekolah terdampak Covid-19, tidak bisa beroperasi lagi. Karena sebelum pandemi saja banyak sekolah swasta di Bekasi diminta untuk merger oleh dinas provinsi karena tidak bisa memenuhi jumlah siswa,” ucap Ayung.
BMPS jelasnya sudah mencoba memperjuangkan agar tetap bertahan. Karena pihak yayasan sendiri mengakui masih sanggup beroperasi dan tentunya memiliki misi sendiri dalam bidang pendidikan.