Pengamatan Aspek Kelautan Mempermudah Proses Penangkapan Ikan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JAKARTA — Perubahan suhu dan curah hujan dinyatakan memiliki keterkaitan erat dengan upaya nelayan untuk dapat menangkap ikan dalam jumlah maksimal. Sehingga dibutuhkan suatu pengamatan pada setiap aspek lingkungan kelautan untuk mempermudah nelayan menentukan lokasi penangkapan dan mendapatkan hasil optimal.

Ahli Oseanografi Perikanan Bambang Sukresno menjelaskan pantauan satelit pada tingkat kesuburan untuk memprakirakan pergerakan ikan pelagis, saat dihubungi Senin (25/1/2021) – Foto Ranny Supusepa

Ahli Oseanografi Terapan, Widodo Setiyo Pranowo menyatakan, kondisi suhu permukaan laut dan curah hujan akan mempengaruhi kondisi air laut sebagai tempat hidup ikan.

“Setiap jenis ikan memiliki kesukaan suhu laut dan salinitas (kadar garam) tertentu. Kesukaan kondisi lingkungan air ikan-ikan kelompok pelagis kecil belum tentu sama dengan kondisi yang disukai oleh kelompok ikan jenis pelagis besar,” kata Widodo saat dihubungi, Senin (25/1/2021).

Seperti halnya manusia, Widodo menyatakan, ikan pun lebih suka di lingkungan bersuhu nyaman atau sejuk, ketimbang di lingkungan yang bersuhu panas menyebabkan gerah.

“Maka kurang lebih demikian pula dengan ikan. Ketika suhu permukaan laut panas dan kondisi angin kencang pada musim angin Barat, maka ikan-ikan kelompok pelagis kecil, akan memilih lingkungan yang nyaman dan tidak berarus kencang. Umumnya kondisi tersebut berada di sekitar perairan pesisir atau perairan yang terlindung dari arus kencang,” ucapnya.

Widodo menyampaikan mulai November, terjadi peningkatan suhu permukaan laut dan intensitas kecepatan angin di Laut Cina Selatan (LCS). Dimana angin bergerak dari Timur-Laut menuju Barat-Daya, kemudian berbelok ke Selatan atau Tenggara menyusuri atmosfer Selat Karimata karena mengikuti kontur daratan diantara Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan.

Lihat juga...