Persoalan Kedelai tak Hanya Ketersediaan Bibit
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Permasalahan kedelai yang tak kunjung usai dari tahun ke tahun, bukan hanya karena masalah ketersediaan bibit yang sesuai dengan lahan di Indonesia. Namun, juga karena membutuhkan kolaborasi antarkementerian.
Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Totti Tjiptosumirat, menyatakan BATAN hingga akhir Desember 2020 sudah mengeluarkan 14 varietas unggul kedelai.
“Semua bibit unggul ini berorientasi pada bibit yang genjah, dalam artian umur panennya pendek, produktivitas tinggi dan tahan hama penyakit. Sehingga mampu menjawab permasalahan kedelai dan mendukung upaya pemerintah dalam kemandirian kedelai,” kata Totti, dalam diskusi online kedelai yang diselenggarakan HIMNI, Senin (18/1/2021).
Namun, ia menekankan masalah kedelai tidak hanya pada penyediaan bibit belaka. “Pertanyaan yang selalu muncul, saat turun ke lapangan menemui petani adalah siapa yang nantinya akan menampung hasil produksinya? Dan, bagaimana masalah transportasinya? Apakah pemerintah bisa menangani semuanya?” ucapnya.
Seperti diketahui bersama, bibit yang dihasilkan BATAN atau Balitbang Kementan, yaitu Anjasmoro dan Grobogan sudah banyak yang bagus.
“Tapi, tidak ada yang menampung dan memproses hingga dalam bentuk pengemasan karung yang siap diambil pelaku industri layaknya kedelai impor. Inilah tantangan bagi pemerintah, apakah itu Kementan atau Kemenperin untuk menyelesaikannya,” ujarnya.