Petani Jengkol di Lamsel Masuki Masa Panen Raya

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sejumlah petani jengkol di Lampung Selatan (Lamsel) memasuki masa panen raya jengkol.

Saiful, petani di Desa Sidoluhur, Kecamatan Ketapang menyebut, buah jengkol menjadi komoditas pertanian untuk lalapan dan bahan kuliner. Masa panen raya sebutnya berlangsung dua kali dalam setahun. Masuk awal tahun ia menyebut masuk masa pertama dan berbunga lagi Mei mendatang.

Komoditas pertanian jengkol sebut Saiful jadi salah satu sumber penghasilan tahunan bagi petani. Memiliki puluhan pohon saat panen ia bisa memperoleh rata-rata 50 hingga 70 kilogram.

Ditanam memakai sistem biji setiap pohon bisa dipanen saat memasuki tiga tahun. Semakin tua usia pohon produktivitas buah meningkat. Semakin besar pohon produksi bisa mencapai satu kuintal.

Penanaman jengkol atau Archidendron pauciflorum dilakukan Saiful dengan sistem polikultur. Bersama dengan tanaman kelapa, melinjo dan durian jengkol tetap menghasilkan buah. Proses berbunga hingga berbuah butuh waktu tiga bulan membuat ia bisa mempersiapkan waktu panen. Proses pemanenan dilakukan dengan memakai galah diberi sabit.

“Buah jengkol hanya dipanen saat sudah berisi untuk lalapan dalam kondisi muda, sebagian ditunggu hingga jengkol tua untuk pembuatan bahan kuliner semur, rendang serta sambal sesuai pesanan pedagang di pasar,” terang Saiful saat ditemui Cendana News, Senin (18/1/2021).

Saiful bilang jengkol yang belum dipanen kerap mendapat serangan hama tupai. Penurunan produksi terjadi saat komoditas pertanian lain belum memasuki tahap berbuah. Menjelang masa panen jengkol komoditas pertanian kelapa, kakao dan mangga memasuki masa berbuah. Imbasnya hama tupai tidak banyak menyerang buah jengkol miliknya.

Lihat juga...