Sagu, Alternatif Penopang Ketahanan Pangan Nasional

Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti, Irwan Nasir, terus mempopulerkan secara nasional besarnya potensi sagu yang dimiliki daerahnya dengan melakukan berbagai kunjungan ke luar Sumatera. Belum lama ini dia presentasi ke pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Jakarta.

“Kami ingin sampaikan bahwa petani sagu di (Kepulauan) Meranti sedang merasakan dampak dari pandemi COVID-19. Padahal sagu memiliki potensi ekonomi yang sangat besar,” katanya di depan Sekjen HKTI, Mayjen (Purn) Bambang Budi Waluyo, dan beberapa sejumlah pengurus lainnya akhir tahun lalu.

Menurut dia, sagu bisa menjadi pangan seperti beras mengingat produksinya lebih stabil karena bisa dipanen sepanjang tahun. Di lain pihak, ketergantungan pada beras impor yang semakin meningkat dan harganya pun semakin meloncat.

“Lahan padi kita semakin berkurang dan panennya pada waktu tertentu. Terlebih lagi banyak kendala seperti gagal panen dan hama. Namun, sagu lebih konstan karena bisa dipanen sepanjang tahun dan bisa ditanam kapan pun,” paparnya.

Irwan berharap HKTI juga ikut membina petani sagu mengingat luas areal sagu di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, terutama di Papua. Jika dikelola dengan baik maka sagu tidak hanya dapat mewujudkan ketahanan pangan nasional tetapi juga dapat mewujudkan kedaulatan pangan di Tanah Air.

“Saat ini perlu kerjasama semua pihak dalam hilirisasi dan pemasaran olahan sagu. Kami di Meranti memang sudah bisa ekspor namun justru konsumsi sagu dalam negeri masih rendah,” tuturnya.

Di sisi lain, sagu bisa diolah menjadi sagu parut kering (sapuring) yang dapat dijadikan pakan ternak. Ini perlu dukungan semua pihak agar dapat membantu pengembangan sagu.

Lihat juga...