Sepanjang 2020, Produksi Jagung di Pasaman Barat Turun
SIMPANG EMPAT – Produksi jagung di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, mengalami penurunan pada 2020.
“Produksi yang ditargetkan 282.234 ton pada 2020 hanya tercapai sekitar 258.248 ton,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat, Sukarli, melalui Kepala Sub Bagian Program Fitria Susanti di Simpang Empat, Kamis.
Ia mengatakan penurunan produksi jagung itu disebabkan oleh peremajaan sawit atau replanting kelapa sawit.
Pada awal replanting kelapa sawit, kata dia, kebun masih bisa ditanami jagung oleh petani. Namun, ketika kelapa sawit semakin besar dan daunnya sudah memenuhi kebun maka jagung tidak bisa ditanami lagi.
“Sehingga peremajaan sawit ikut mempengaruhi produksi jagung di Pasaman Barat,” katanya.
Menurutnya, pada 2019 produksi jagung sebanyak 311.576 ton. Target tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 282.234 ton.
Ia menjelaskan Pasaman Barat menjadi salah satu sentra penghasil jagung terbesar di provinsi tersebut.
“Pernah menjadi penyumbang jagung terbesar mencapai 60 persen beberapa tahun yang lalu. Namun, karena berbagai persoalan produksi menurun,” katanya.
Menurunnya produksi jagung tidak hanya disebabkan oleh replanting saja. Tingkat kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi. Semakin sering ditanami oleh petani, maka akan semakin menurun pula kesuburannya.
“Semakin berkurangnya kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi kepada produksi jagung. Jagung di Pasaman Barat ini pernah menjadi produksi yang cukup tinggi juga di Sumbar. Saat ini luas tanam jagung mencapai 43.907 hektare,” katanya.
Sentra jagung di Pasaman Barar tersebar di Kecamatan Kinali, Kecamatan Luhak Nan Duo, Kecamatan Pasaman, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, Kecamatan Ranah Batahan dan Kecamatan Parit Koto Balingka.