Sistem Polikultur Maksimalkan Hasil Pertanian Petani di Lamsel
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Sistem perkebunan polikultur diterapkan petani Lampung Selatan secara tradisional mampu memberikan hasil yang maksimal. Berbagai jenis tanaman ditanam dengan memberikan manfaat yang berbeda.
Leginah, petani di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan menyebut memanfaatkan lahan untuk budidaya tanaman buah dan sayuran. Hasil panen sayuran dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan harian. Sebagian tanaman buah pisang, kelapa bisa dipanen setiap bulan.
“Dalam kondisi ekonomi sulit saya bisa berhemat dengan menyediakan bahan makanan berupa sayuran, bumbu dari kebun bahkan hasil panen berlebih bisa digunakan untuk membeli lauk setelah laku terjual memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga,” terang Leginah saat ditemui Cendana News, Senin (25/1/2021).
Sistem polikultur komoditas pertanian menurut Leginah jadi kearifan lokal masyarakat pedesaan. Lahan kebun yang semula ditanami kayu keras sebagian dirombak untuk penanaman komoditas produktif.
Sebagian lahan kebun yang memiliki area terbuka sebut Leginah dipakai untuk budidaya sayuran. Berbagai jenis tanaman sayuran tersebut meliputi okra, kacang panjang, keningkir, kemangi dan cabai.
“Memaksimalkan hasil kebun bisa dilakukan dalam skala kecil minimal untuk pemenuhan kebutuhan harian,” bebernya.
Saiful, petani di Desa Sidoluhur menyebut pola polikuktur merupakan aplikasi dari pemanfaatan beragam tanaman. Berbagai jenis tanaman tersebut dibudidayakan secara bertahap untuk mendapatkan hasil berbagai komoditas perkebunan.
Komoditas jengkol, petai, durian diperoleh oleh Saiful setiap tahun. Jenis tanaman kelapa, pisang, kakao bisa dipanen setiap bulan.