Taubat, Warisan Nabi Adam Alaihissalam
OLEH: HASANUDDIN
Cerita tentang Adam, ditemukan pada kitab-kitab suci dari keturunan Bangsa Semit atau yang menggunakan bahasa semit. Semit ini dinisbahkan kepada salah seorang putra Nabi Nuh yang bernama Sem. Dari Sem dan keturunannya inilah muncul kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau monotheisme, yang ditampilkan kali pertama oleh sosok Abraham atau Nabi Ibrahim alaihissalam.
Dari Ibrahim dan keturunannya inilah muncul ajaran tauhid, yang kemudian di kenal dengan agama-agama semitik. Ajaran tauhid adalah ajaran yang hanya mengakui Allah swt sebagai Tuhan yang berhak disembah, yang menciptakan langit dan bumi dan segala semesta raya, yang menghidupkan dan mematikan, yang mempergilirkan siang dan malam, yang mengatur segala aktivitas makhluk, baik yang bersifat umum maupun dalam skala yang sangat mikro, detail, yang dikenal dalam istilah-istilah fisika quantum dewasa ini.
Tauhid adalah penegasan akan ketiadaan wujud dari segala sesuatu selain Allah swt. Dan kepada-Nya segala sesuatu bermula dan berakhir sehingga kepada-Nyalah segala sesuatu bergantung. Dengan demikian, manusia yang menerima ajaran tauhid adalah mereka yang menyerahkan seluruh diri dan urusan dirinya hanya kepada Allah, sehingga ajaran tauhid ini juga disebut sebagai ajaran ketundukan, ketaatan, kepatuhan, kepasrahan hanya kepada Allah swt, satu-satunya Zat Yang Maujud.
Zat Yang Maha Maujud inilah yang telah disembah oleh Adam alaihissalam pada awalnya, Zat Yang Maha Maujud inilah yang telah mengajari Adam tentang segala sesuatu, mengajari Adam yang sebelumnya tidak mengetahui apa-apa menjadi dapat mengetahui apa yang diajarkan kepada-Nya.