Taubat, Warisan Nabi Adam Alaihissalam
OLEH: HASANUDDIN
Namun suatu ketika, Adam sebagaimana halnya kita keturunannya, terkadang mengalami kealpaan, mengalami lupa, sehingga terkadang melakukan sesuatu yang sebenarnya terlarang untuk dilakukan. Adam, yang karena dialah yang pertama diberi amanah untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, suatu ketika lupa dengan larangan Allah, sehingga kepadanya tentu diberikan sanksi atas pelanggaran yang dilakukannya.
Sanksi yang diterima Adam adalah berupa menurunnya kualitas daya ingat, menurunnya tingkat kecerdasan, menurunnya kekuatan, menurunnya segala potensi dirinya. Suatu pembelajaran bagi generasi keturunan Adam bahwa pelanggaran atas ketentuan yang Allah telah tentukan, akan berdampak buruk terhadap diri sendiri, terutama berdampak buruk atas kualitas potensi yang dimiliki manusia.
Inilah warisan pertama Adam kepada generasi keturunannya, agar memperhatikan perintah dan larangan Allah swt, sebab setiap perintah dan larangan-Nya tiada lain adalah untuk kebaikan umat manusia itu sendiri. Yang dengan demikian, setiap pelaksanaan akan perintah Allah pun akan mendatangkan maslahat bagi diri manusia itu sendiri. Pelanggaran atas suatu ketentuan Allah dengan demikian adalah penganiayaan atas diri sendiri.
Lama Adam merenungi dirinya, atas situasi penurunan kualitas potensi yang dimilikinya, disebabkan kelalaiannya dalam menjalankan perintah Allah. Hingga suatu ketika Adam disaat sedang bercermin di atas sebuah telaga (melihat dirinya di permukaan air) bersin, dan saat bersin itu Adam mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil Alamiin, dan serta-merta muncullah kembali kesadarannya akan siapa dirinya sebelum melakukan pelanggaran atas perintah Allah.