20 Persen Bank Sampah di Yogyakarta Belum Optimal

YOGYAKARTA — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menyatakan pada tahun 2021 ini tidak akan menambah jumlah bank sampah namun memilih mengoptimalkan peran seluruh bank sampah yang sudah ada karena masih ada 20 persen bank sampah yang dinilai belum memiliki kegiatan yang optimal.

“Kami optimalkan dulu jumlah yang sudah ada supaya seluruhnya memiliki kegiatan yang aktif, tidak mati suri. Kami tidak ingin jumlah bank sampah banyak tetapi tidak memiliki aktivitas atau tidak punya nasabah,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Yogyakarta Haryoko di Yogyakarta, Kamis (18/2/2021).

Berdasarkan data DLH Kota Yogyakarta saat ini terdapat 481 bank sampah yang ada di wilayah. Bank sampah yang terbentuk tersebut biasanya berbasis rukun warga (RW).

Jika dibandingkan dengan jumlah RW yang ada di Kota Yogyakarta, sekitar 630 RW, maka jumlah bank sampah tersebut belum tersebar di seluruh wilayah. “Targetnya memang setiap RW memiliki bank sampah dengan jumlah nasabah sebanyak-banyaknya,” katanya.

Selama ini, bank sampah yang terbentuk mampu mengurangi sekitar dua persen sampah yang dihasilkan di Kota Yogyakarta dan diharapkan dapat ditingkatkan hingga lima persen. Rerata volume sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta 300 ton per hari.

“Sebagian besar bank sampah memiliki konstribusi untuk mengurangi sampah anorganik. Barang-barang seperti botol, kardus dan lainnya yang memiliki nilai jual dimasukkan bank sampah untuk kemudian dijual ke pengepul,” katanya.

Haryoko menambahkan, optimalisasi peran bank sampah dibutuhkan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan Kota Yogyakarta terhadap TPA Piyungan.

Lihat juga...