Aliran Sungai di Jawa VII Dekat Unej Dipenuhi Sampah

Editor: Makmun Hidayat

“Pernah beberapa hari yang lalu saya menegur orang yang melempar sampah ke sungai, responnya malah saya disinisin, gak jawab apa-apa terus yang bersangkutan langsung pergi begitu saja. Setelah itu saya mau negur lagi jadi gak kepikiran, karena saya kan jualan di sini sebagai pendatang juga,” ujarnya.

Bagi Joko yang ditinggal di sekitar lokasi, mengaku sudah terbiasa dengan keadaan bau sampah yang menumpuk di aliran irigasi air menuju ke sungai bawah. Namun, ia juga tidak tinggal diam.

“Bukan saya mencurigai orang lain, cuman kan bisa di ketahui dari sisa sampah yang menumpuk. Waktu itu sisa sampah dari pedagang sekitar sini. Saya tegur, kalau buang sampah jangan di sini,” tambahnya.

Terpisah, Sigit Boedi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jember, mengatakan, tidak dipungkiri masyarakat masih sering menjadikan bibir sungai sebagai tempat sampah. Kejadian seperti itu tidak hanya dilakukan sekali dua kali atau tiga kali. Pastinya sudah seringkali itu dilakukan.

Ia menambahkan, sejatinya setiap daerah sudah diberi fasilitas gerobak angkut sampah. Harapannya dapat menjadi media fasilitas angkut sampah yang diambil di rumah-rumah warga.

“Namun tersedianya fasilitas gerobak sampah tidak benar-benar dimanfaatkan sebagaimana fungsinya. Ada yang tidak digunakan, ada yang dibuat mengangkut barang lain dan macam-macam,” ujarnya.

Untuk itu, ke depan, pihaknya mengaku akan melakukan sosialisasi tentang penanggulangan sampah melalui perangkat kecamatan dan desa, agar masyarakat lebih memilih untuk membuang di tempat pembuangan akhir.

“Harapannya kita bisa bersinergi dengan beberapa perangkat di masing-masing daerah,” pungkasnya.

Lihat juga...