Banjir Sebabkan Petambak Udang di Lamsel Merugi
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Sejumlah petambak udang vaname dan udang windu di dekat aliran sungai Way Sekampung, mengalami kerugian. Pasalnya, dampak musim penghujan berimbas banjir dan aliran sungai limpas ke area pertambakan melalui kanal.
Sukirman, pemilik tambak udang vaname menyebut normalnya panen dilakukan setelah empat bulan. Namun, saat usia tiga bulan tambak miliknya limpas oleh banjir. Kerugian ditaksir mencapai jutaan rupiah.
Ketinggian permukaan tambak dengan kanal menjadi penyebab limpasan air banjir. Proses pengurasan tambak sulit dilakukan imbas kanal lebih tinggi dari permukaan tambak. Keterlambatan panen, menurutnya dampak salah prediksi. Sebab, musim penghujan di wilayah tersebut tidak terlalu deras, namun air banjir kiriman berasal dari Lampung Timur dan Pesawaran.
Limpasan air banjir jelang panen udang, sebut Sukirman, menjadi momok warga Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi. Sebab, biaya operasional untuk penyiapan bibit, pemberian pakan, perawatan tidak tertutupi hasil panen.
Menebar sekitar 15.000 benih udang atau benur, normalnya ia bisa memanen sekitar 3 ton. Namun imbas limpasan banjir, ia melakukan panen dini sebelum waktunya.
“Kami telah mengantisipasi dengan peninggian talud memakai karung bekas pakan udang berisi tanah dan pasir, namun karena debit air yang melimpah, tidak tertampung kanal masuk ke tambak, sebagian petambak memilih melakukan panen parsial,” terang Sukirman, saat ditemui Cendana News di tambaknya, Minggu (28/2/2021).