BBKSDA Riau Kesulitan Menggiring Dua Gajah Liar Kembali ke Kawanannya
PEKANBARU – Tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, kesulitan menggiring dua gajah sumatera liar yang tercerai dari kawanannya.
Upaya tersebut bagian dari upaya mengatasi konflik satwa liar dengan manusia, yang sudah berlangsung sekitar 1,5 bulan di Kabupaten Pelalawan. “Dua ekor gajah ini terpisah dari kelompoknya, kita bantu giring, tapi ini yang susah, karena ada aktivitas manusia di sekelilingnya,” kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Kamis (4/2/2021).
Berdasarkan laporan BBKSDA Riau, tim kesulitan menggiring gajah sumatera kembali ke kawanannya, karena kurangnya dukungan dari PT. Langgam Inti Hibrindo (LIH), perusahaan yang karyawannya beraktivitas di jalur lintas gajah.
Selain itu, menurut laporan BBKSDA, sebagian warga melakukan tindakan sendiri-sendiri, untuk mengatasi konflik dengan gajah. Sehingga pergerakan gajah, justru menjadi tidak terkendali. “Kami butuh dukungan semua pihak, untuk memberi jalan saat melakukan penggiringan gajah agar bisa kembali ke kelompoknya,” kata Suharyono.
BBKSDA Riau menerima laporan mengenai keberadaan dua gajah sumatera liar, yang masuk ke areal perkebunan warga dan perusahaan kelapa sawit swasta sekitar 1,5 bulan lalu. Konflik dengan satwa liar yang berlangsung sejak 16 Desember 2020 tersebut terjadi di tiga wilayah desa, yakni Desa Kemang di Kecamatan Pangkalan Kuras serta Desa Kuala Terusan dan Rantau Baru di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Pelalawan. “Sudah sekitar 1,5 bulan tim kami berada di lokasi, dan diidentifikasi terdapat dua ekor gajah liar berjenis kelamin jantan yang merupakan bagian dari kelompok gajah Tesso Utara,” kata Suharyono.