BSI Harus Tingkatkan Porsi Pembiayaan UMKM

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Peneliti Ekonomi Syariah dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Fauziah Rizki Yuniarti, berharap, dengan telah dibentuknya Bank Syariah Indonesia (BSI) yang efektif beroperasi pada 1 Februari 2021, dapat meningkatkan porsi pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Peneliti ekonomi syariah dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Fauziah Rizki Yuniarti, pada webinar Indef bertajuk ‘Merger Bank Syariah: Bank Baru, Market Share Baru’ di Jakarta yang diikuti Cendana News, Selasa (16/2/2021). Foto: Sri Sugiarti.

“BSI harus mampu meningkatkan porsi pembiayaan untuk segmen UMKM,” ujar Fauziah, pada webinar Indef bertajuk ‘Merger Bank Syariah : Bank Baru, Market Share Baru’ di Jakarta yang diikuti Cendana News, Selasa (16/2/2021).

Sehingga kata dia, BSI dalam pengembangannya diharapkan tidak sekedar berupaya memenuhi persyaratan minimal alokasi pembiayaan 20 persen untuk UMKM, seperti telah diatur regulator.

“Pembiayaan perbankan syariah ke UMKM minimum 20 persen itu harus bisa ditingkatkan lagi,” ujar Fauziah.

Apalagi BSI dengan gabungan modal, aset dan sumber daya yang kuat dari tiga bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu Bank Mandiri Syariah, Bank BRI Syariah dan Bank BNI Syariah.

Tentu menurutnya, BSI harus fokus pada tujuan awal pendiriannya yakni untuk meningkatkan daya saing dan pangsa pasar keuangan syariah.

BSI juga harus bisa mengembangkan produk syariah, termasuk manajemen risiko, atas produk berakad mudharabah atau musyarakah. Sehingga porsi pembiayaan lebih merata dan tidak didominasi pembiayaan murabahah.

Lihat juga...