Corona Sebabkan Omzet Bisnis Mainan Anak, Turun
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Ratusan ragam mainan anak tertata rapi di kios milik Arimah di Jalan Pertengahan, Kelurahan Cijantung, Jakarta Timur. Di antaranya mobil-mobilan, gangsing, boneka, pistol-pistolan, kereta api, dan lainnya.
Sebelum pandemi Covid-19, kios Arimah selalu ramai pembeli hingga meraup keuntungan Rp 500.000 per hari.
Namun kini, gempuran wabah Covid-19 membuat perekonomian Indonesia lesu, dan Arimah pun merasakan dampaknya. Omzet penjualannya turun hingga 50 persen lebih.
Menurutnya, sejak Covid-19 melanda pada Maret 2020, disusul penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kiosnya sepi pembeli berdampak pada penghasilan yang menurun tajam.
“Pendapatan turun 50 persen lebih, tapi saya tetap bertahan biar dapur tetap ngebul, dan bisa bayar sewa Rp 2 juta sebulan untuk dua kios” ujar Arimah, kepada Cendana News ditemui di tokonya, Selasa (23/2/2021).
Ayah dua anak ini sudah berjualan mainan anak-anak sejak 20 tahun lalu. Awalnya mangkal di sekolah Sudirman di Jalan Raya Bogor, lalu berlanjut ke SDN Cijantung 02 dan kemudian keliling masuk ke gang-gang kecil perumahan warga.
Dari keuntungan yang terkumpul, Arimah bisa menyewa tempat di depan SDN Cijantung 02. Kiosnya itu terbuat dari kayu dan anyaman bilik bambu.
“Alhamdulillah banyak pembelinya, anak-anak sekolah. Karena lokasinya strategis di depan sekolah. Banyak juga orang yang sengaja datang beli mainan untuk anaknya atau kado ulang tahun. Ya lumayan pendapatan bisa dapat Rp 500.000 per hari,” ujarnya.
Berlimpahnya pendapatan itu, kemudian dikumpulkan hingga dia bisa menyewa satu kios lagi di Jalan Pertengahan, dan juga modal beli mainan anak. Yang menunggu kios itu adalah istrinya, sedangkan Arimah di kios depan sekolah.