Corona Sebabkan Omzet Bisnis Mainan Anak, Turun

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Ragam mainan anak pun laris terjual di kios itu, apalagi lokasinya di pinggir jalan raya banyak orang lewat yang hampir membeli.

“Alhamdulillah ada dua kios omzetnya lumayan saat itu. Tapi dihantam Covid-19, ya pendapatan turun drastis di titik 50 persen lebih,” ujarnya.

Dia mengungkap, kini pendapatannya per hari hanya Rp 300 ribu, karena kondisi sepi pembeli. Apalagi kios yang di depan sekolah kerap tutup karena tidak ada aktivitas belajar di sekolah itu.

“Buka juga sepi, kan anak-anak belajar di rumah selama Covid-19 ini. Paling 2-3 orang pembeli. Ya mending saya fokusnya jualan di kios ini, bantuin istri,” ujar Arimah.

Menurutnya, kios pinggir jalan Pertengahan masih lumayan ada saja pembelinya meskipun memang omzet menurun.

Ngandelin kios ini saja, dapat Rp 100-Rp 300 ribu per hari sudah untung, bisa nutupi kebutuhan. Kalau mau beli mainan lagi, ya nunggu duit ngumpul dulu,” tukasnya.

Padahal kata dia, kalau libur sekolah, dagangannya selalu ramai pembeli. Apalagi dia menyediakan fasilitas bermain untuk mobil tamiya, otomatis setiap hari banyak anak datang ke kiosnya.

“Sejak pandemi ini, anak-anak yang main tamiya nggak ada lagi. Kan kalau mereka main itu pasti ada yang beli baterai mobilnya, roda modifikasi tamiya dan lainnya. Sekarang ini, yang beli paling orang tuanya, anak-anak jarang,” imbuhnya.

Saat lebaran Idulfitri, Arimah mengaku, selalu mengantongi keuntungan lumayan besar. Namun lebaran tahun 2020, pendapatan turun.

“Ya gimana lagi memang sepi pembeli, ibaratnya bisa bayar sewa kios, dapur ngebul dan jajan anak. Saya bersyukur banget yang penting sehat,” ujar pria kelahiran Purwajaya, Jawa Barat 40 tahun, ini.

Lihat juga...