PURWOKERTO – Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Yanto, Ph.D., mengatakan tingginya curah hujan dan penurunan tanah (land subsidence) menjadi dua faktor penyebab tingginya genangan air hingga menggenangi rumah.
“Tingginya genangan hingga masuk ke dalam rumah dapat disebabkan oleh dua faktor,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (28/2/2021).
Pertama, kata dia, karena tingginya curah hujan akibat cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim yang turun pada daerah yang makin kecil tutupan vegetasinya.
Ke dua, penurunan tanah atau “land subsidence” yang diakibatkan oleh pembangunan yang masif dan eksploitasi air tanah dangkal secara terus-menerus.
“Hal itu dapat menyebabkan pori-pori tanah yang sebelumnya terisi oleh air menjadi terbuka. Akibatnya, tanah memadat dan turun,” katanya.
Dengan kedua faktor tersebut, kata dia, rumah yang sebelumnya tidak kebanjiran pada saat dibangun dapat memiliki kemungkinan kebanjiran pada masa yang akan datang.
Guna menyikapi hal itu, kata dia, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah meninggikan elevasi lantai dasar bangunan.
“Untuk rumah yang sudah terbangun, alternatif solusi yang paling mungkin adalah peninggian lantai bangunan,” katanya.
Sementara itu, dia juga kembali mengingatkan pentingnya membuat protokol banjir sebagai acuan yang dapat diterapkan oleh masyarakat saat terjadinya bencana tersebut.
“Menurut saya, pemerintah perlu membuat protokol banjir, yaitu langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh penduduk jika terjadi banjir,” katanya.
Dia menjelaskan, protokol banjir tersebut perlu dikemas dengan pesan yang padat dan mudah diingat.