Dampak Pandemi bagi Jasa Pijat Kebugaran di Lamsel
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Ia menyebut sekali melakukan proses pijat tidak mematok tarif. Namun umumnya pelanggan akan memberi upah jasa pijat mulai Rp50.000 hingga Rp100.000. Jasa tersebut dalam sehari bisa dilayani sebanyak lima orang namun kini berkurang hanya dua orang.
Selain Rohim, penyedia jasa kebugaran dengan teknik pijat dan bekam juga mengalami penurunan order. Abdurahman, penyedia jasa pijat dan bekam kebugaran kerap menawarkan jasanya di atas kapal dan pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ).
Saat pandemi Covid-19 banyak pengemudi yang enggan memakai jasanya. Namun setelah setahun pandemi melanda, pelanggan kembali mencari dirinya.
“Pelanggan yang menggunakan jasa pijat didominasi pengemudi kendaraan antar-pulau, pekerja pelabuhan yang istirahat sebelum naik kapal,” bebernya.
Pijat kebugaran dikombinasikan dengan bekam atau kop jadi alternatif pelanggan untuk relaksasi tubuh. Otot yang tegang, pikiran stres imbas pekerjaan, akan lebih rileks saat dipijat dan bekam.
Mendapat hasil hingga ratusan ribu, semenjak pandemi ia hanya mendapat hasil puluhan ribu. Penurunan volume kendaraan yang akan menyeberang dari Sumatera ke Jawa dengan kapal ikut menurunkan order.
Lisman Butar Butar, salah satu pelanggan menyebut, bekam dan pijat masih jadi pilihan menjaga stamina. Proses pijat dan bekam tradisional sebutnya jadi alternatif saat istirahat di Pelabuhan Bakauheni.
Menjaga stamina tubuh menurutnya jadi salah satu cara mencegah Covid-19. Memiliki pekerjaan mengirim barang antarpulau sebutnya dengan konsumsi makanan sehat, istirahat cukup.
Jasa pijat kebugaran yang dijalani oleh Tarmilah, warga Desa Kuripan, Kecamatan Penengahan juga mengalami penurunan order.