Emas Melemah pada Akhir Perdagangan Kamis Pagi

CHICAGO — Emas melemah lagi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua beruntun, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS yang tetap tinggi mengurangi daya pikatnya sebagai lindung nilai inflasi saat para investor memantau testimoni ketua Federal Reserve AS di hari kedua.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terpangkas 8,0 dolar AS atau 0,44 persen menjadi ditutup pada 1.797,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (23/2/2021), emas berjangka tergerus 2,5 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.805,90 dolar AS per ounce.

Emas berjangka melonjak 31 dolar AS atau 1,74 persen menjadi 1.808,40 dolar AS per ounce pada Senin (22/2/2021), setelah menguat 2,4 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.777,40 dolar AS pada Jumat (19/2/2021), dan naik 2,2 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.775,00 dolar AS pada Kamis (18/2/2021).

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell kembali bersaksi di depan Kongres AS pada Rabu (24/2/2021). Dia secara khusus berkomentar bahwa kenaikan imbal hasil obligasi baru-baru ini adalah pertanda sehat bagi ekonomi, mengecilkan ketakutan inflasi dari kebijakan fiskal AS yang longgar.

“Meningkatnya imbal hasil obligasi terus membebani pasar emas. Emas belum menemukan jalan untuk pemulihan yang berkelanjutan bahkan dengan pembicaraan tentang langkah-langkah stimulus tambahan,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun menyentuh 1,4 persen untuk pertama kalinya sejak Februari 2020. Kenaikan imbal hasil cenderung merugikan daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi karena meningkatkan peluang kerugian memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.

Lihat juga...