Harga Elpiji Tiga Kilogram Capai Rp28.000, Pengungsi di Mamuju Mengeluh

Gas Rawa saat ini sedang dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah sebagai sumber energi alternatif baru, dan bisa menghemat biaya LPG Tabung -Foto: Koko Triarko

MAMUJU – Pengungsi di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, mengeluhkan harga elpiji tiga kilogram yang dijual mencapai Rp28.000 per-tabung.

“Pascagempa gas elpiji tiga kilogram di Kecamatan Tapalang (empat pengungsian) harganya naik mencapai Rp28.000, ini sangat membebani para pengungsi yang sedang dilanda bencana,” kata salah seorang warga pengungsi di Desa Takandeang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Ardi Basir, Rabu (3/2/2021).

Semestinya, pengecer elpiji tidak mencari untung di tengah bencana. Justru seharusnya membantu, dengan menetapkan harga gas sesuai aturan yang berlaku. Ia berharap, pihak berwenang bisa mengawasi penjualan elpiji, karena pedagang tersebut merugikan masyarakat, yang masih prihatin karena bencana.

Sementara itu, harga elpiji tiga kilogram di Kota Mamuju masih normal dan tidak mengalami kenaikan sekitar Rp18.000. “Di kota Mamuju masih stabil, karena harga elpiji tiga kilogram hanya sekitar Rp18.000, sepertinya di pelosok Mamuju harga elpiji dipermainkan pengecer yang mengambil untung karena tidak terpantau pemerintah,” kata Amrin, warga Kota Mamuju, Rabu (3/2/2021).

Ia berharap, pemerintah segera melakukan pengawasan kenaikan harga elpiji, karena membebani pengungsi di pelosok. Apalagi kondisinya dalam kesulitan ekonomi, akibat bencana gempa. Jumlah pengungsi di Sulbar secara keseluruhan mencapai 91.003. Jumlah pengungsi terbanyak berasal dari Kabupaten Mamuju, sebanyak 58.123 orang, di Kabupaten Kabupaten Majene 25.737 orang, sementara pengungsi Kabupaten Polewali Mandar mencapai 5.343 orang.

Data korban meninggal dunia sebanyak 105 orang, dengan rincian 95 orang di Kabupaten Mamuju, 10 orang di Kabupaten Majene. Sementara untuk data kerusakan rumah, terbanyak di Kabupaten Mamuju, yakni 11.422 unit, kerusakan tersebut terdiri dari rusak ringan sebanyak 5.527, rusak sedang 3.844, dan rusak berat 2.051. Sedangkan di Kabupaten Majene, rumah rusak sebanyak 5.929, terdiri dari 1.656 rusak ringan, 1.538 rusak sedang dan 2.735 rusak berat. (Ant)

Lihat juga...