Ingin Merintis Budikdamber, Ini Faktor yang Harus Diperhatikan
Editor: Mahadeva
SEMARANG – Budi daya ikan di dalam ember (Budikdamber), menjadi salah satu solusi bagi masyarakat perkotaan yang ingin membudidayakan ikan, namun terkendala ketersediaan lahan.
Cukup menggunakan ember, dalam metode budikdamber, ternak ikan bisa dilakukan dimana saja. Termasuk halaman atau teras rumah, yang tidak membutuhkan lahan yang luas. “Ada sejumlah faktor, kenapa budikdamber dilakukan. Selain ketersediaan lahan yang terbatas, khususnya di perkotaan. Juga adanya keterbatasan kualitas dan kuantitas air yang baik, untuk budi daya ikan,” papar instruktur dari Sekolah Berkebun Ceria (SBC), Yaya, di sela pelatihan budikdamber di Urban Farming Corner (UFC) Dinas Pertanian Kota Semarang, Sabtu (27/2/2021).
Budikdamber, merupakan teknik pengembangan metode aquaponik, dengan menempatkan ikan dan tanaman tumbuh pada satu tempat yang sama, yakni ember. “Meski demikian, ada kelebihan dan kekurangan dari budikdamber ini. Kelebihannya, perlengkapan mudah didapat, biaya relatif terjangkau, tidak membutuhkan lahan luas. Kemudian pemanenan sayur dapat dilakukan secara berkelanjutan, sekaligus dapat memenuhi kebutuhan protein dan sayur keluarga,” terangnya.
Sedangkan kekurangannya, ruang untuk budi daya ikan terbatas, sehingga diperlukan peletakkan ember sebagai wadah budi daya di lokasi yang tepat, agar hasil bisa maksimal.
Yaya menjelaskan, di budikdamber ikan yang bisa digunakan tidak hanya lele. Ikan jenis lain seperti, patin, gabus, sepat, batok, hingga gurami, juga dapat dikembangkan. Sedangkan jenis sayur yang bisa ditanam antara lain kangkung, sawi dan bayam.
“Untuk memudahkan budikdamber, masyarakat bisa menggunakan ember budikdamber, yang sudah banyak dijual. Hal ini lebih praktis, karena tutup ember tersebut sudah dilubangi, untuk tempat menanam sayur. Namun juga bisa memanfaatkan ember bekas yang ada di rumah, tentunya jumlah ikan yang akan dimasukkan kedalamnya juga menyesuaikan,” tambahnya.