Jamu Cekok Tradisional, Alternatif Menjaga Kesehatan Anak-anak
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Memberikan jamu cekok bagi anak-anak masih kerap jadi alternatif bagi warga di pedesaan Lampung Selatan. Lisdaryanti, salah satu orangtua yang memiliki anak kecil menyebut jamu tradisional cekok memiliki khasiat meningkatkan nafsu makan.
Nafsu makan yang berkurang berimbas anak mudah terserang sakit terutama saat musim penghujan. Cekok sebut Lisdaryanti jadi cara tradisional turun temurun yang dipertahankan keluarganya.
Istilah pemberian jamu cekok sebutnya berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti mengucurkan jamu cair ke mulut anak. Cara tersebut dilakukan pada anak yang kerap tidak menyukai minum jamu. Meski kerap seperti memaksa anak namun memberikan jamu yang dikucurkan lebih efektif agar anak meminum jamu.
Pemberian jamu cekok dari bahan alami sebut Lisdaryanti selain untuk meningkatkan nafsu makan juga mengusir cacing dalam sistem pencernaan anak. Jenis bahan yang digunakan untuk jamu cekokan kerap terbuat dari rimpang lempuyang. Lempuyang yang umbinya menyerupai jahe akan diparut bersama temu ireng. Sebagai tambahan diberikan madu.
“Tradisi keluarga tersebut kerap dipertahankan untuk membuat jamu bagi anak yang susah makan, cacingan namun kini dengan adanya pedagang jamu tradisional keliling membuat jamu cekok lebih mudah diperoleh dengan cara membeli sekaligus pilihan jamu komplit lainnya,” terang Lisdaryanti saat ditemui Cendana News, Jumat (5/2/2021).
Kendala dalam pemberian jamu cekok sebut Lisdaryanti anak kerap menangis dan enggan minum. Aroma dan rasa pahit yang kerap dirasakan anak bisa diantisipasi dengan memberikan tambahan madu. Sebagai penghilang rasa pahit pada lidah pada tahap akhir segelas jamu beras kencur bisa diberikan. Anak-anak yang telah pernah dicekoki jamu bahkan justru senang meminum jamu.