Kanker Meningkat, Butuh Pencegahan dan Deteksi Dini

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Data menunjukkan adanya peningkatan penderita kanker di rentang usia 25-49 tahun, khususnya bagi penderita obesitas. Karena itu, perlu didorong tindakan pencegahan dan deteksi dini pada jenjang umur yang lebih muda.

GLOBOCAN 2020, mencatat estimasi kejadian kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus baru dan sebanyak 234.511 kematian akibat kanker. Sementara, para ahli dari Lembaga Riset Kanker di Inggris menemukan bahwa kebanyakan kanker payudara dan kanker rektal dideteksi sepuluh tahun setelah tumbuh.

Wakil Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Ibu Murniati Widodo AS, menyatakan hanya 5 sampai 10 persen kanker yang diakibatkan oleh faktor genetika, sedangkan selebihnya disebabkan oleh lingkungan dan pola hidup.

“Oleh sebab itu, merupakan suatu keharusan bagi generasi milenial untuk waspada terhadap kanker, dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker, sebab pola hidup generasi milenial saat ini dapat menentukan kondisi kesehatan mereka 10 hingga 20 tahun mendatang,” kata Murniati dalam acara yang menyoroti perihal deteksi dini kanker  yang disiarkan secara online, Selasa (23/2/2021).

Ia menjelaskan bahwa deteksi dini bisa menurunkan biaya yang dibutuhkan untuk perawatan serta meningkatkan persentase kesembuhan dari kanker.

“Ini berlaku untuk semua kanker. Dan terutama pada kanker yang paling sering ditemukan. Kanker payudara, kanker serviks dan kanker colorektal,” ungkapnya.

Kerjasama dengan MS Glow ini, diharapkan Murniati akan semakin mendorong para milenial untuk melakukan deteksi dini.

“Baik yang secara mandiri dilakukan di rumah, maupun dengan mendatangi pusat layanan kesehatan. Kerjasama ini juga akan menjadi ajang edukasi bagaimana langkah pencegahan pada timbulnya kanker,” ujarnya.

Lihat juga...