Karang Taruna di Cijantung Budidaya Lele dan Tanaman Sayur

Editor: Makmun Hidayat

Sulistiono dan para mengurus karang taruna tidak menyerah, budidaya ikan lele pun dialihkan pada dua kolam berbahan terpal persegi empat ukuran panjang 3 meter dan tinggi 1,5 meter.

Menurutnya, budidaya ikan lele dengan kolam terpal ini lebih praktis dan efisien dibandingkan dengan kolam yang dibuat dari bahan semen dan juga ember.

“Kalau lihat di media sosial, itu Budikdamber mudah, padahal praktiknya susah. Lebih mudah pakai kolam terpal yang penting perawatan ikan lelenya harus sabar dan teliti,” ujarnya.

Pemberian pakan ikan lele harus teratur dengan rutin sesuai jadwal, padi dan malam. Yakni sebut dia, kalau pagi pukul 09.00 WIB, dan malam pukul 20.00 WIB.  Pemberian pakan juga tidak boleh sembarangan harus disesuaikan usia ikan lelenya.

Dengan dua kolam terpal, setiap tiga bulan sekali panen ikan lele pun dilakukan. “Kita sudah tiga kali panen, satu kali panennya menghasilkan 30 kilo ikan lele,” ujarnya.

Untuk pemasaran budidaya lelenya diutamakan ditawarkan kepada warga terlebih dulu. Harga per kilonya dipatok Rp25.000.

“Warga saya ini ada 180 KK (Kartu Keluarga). Jadi sekali panen 30 kilo ikan lele untuk supply ke warga itu masih kurang. Insyaallah sebelum bulan puasa, panen ikan lele lagi dan diharapkan lebih meningkat,” tuturnya.

Adapun keuntungan hasil panen menurutnya, digunakan kembali untuk pembelian bibit lele dan pakannya serta perawatan. Sedangkan modal awal budidaya lele ini didapat dari uang partisipasi warga saat para remaja melakukan penyemprotan di lingkungan.

“Kan setiap dua minggu sekali, mereka keliling semprot rumah warga, ada yang partisipasi ngasih uang. Nah, uangnya itu dikumpulkan untuk budidaya lele. Ada juga warga yang sport remaja, bantu kasih dana di luar uang partisipasi penyemprotan lingkungan,” ungkapnya.

Lihat juga...