Kisah Penerima Bantuan BPUM di Bekasi Saat Rekening Diblokir

Editor: Makmun Hidayat

Ironis, ungkap Alfiyah karena pemblokiran rekening bantuan Rp2,4 juta melalui BRI dilakukan karena usaha dikatakan kelas menengah. Tapi pihak bank tidak ada koordinasi langsung blokir rekening.

“Usaha saya ini olahan mangrove di rumah dan pakai perahu sewa lagi untuk memasarkan produk ke kota seperti penitipan di minimarket dan lainnya,” ujarnya  seraya menyebut saat ini hanya bisa menangis karena sudah bolak-balik mengurus tidak ada solusi.

Saat ini jelas Alfiyah, pelaku UMKM di wilayah Muaragembong tengah mengalami sekarat. Di samping susah sinyal, kondisi cuaca juga jadi kendala seperti banjir dan laut pasang surut. Keluar dari pesisir saja harus menggunakan perahu untuk memasarkan produk.

“Kalo bahan baku banyak mangrove, karena olahan dari bahan lokal,  tapi produksi kalo tidak ada yang beli kan percuma pemasaran lagi mati kutu. Di tempat penitipan saja tidak laku bahkan tidak sedikit yang dikembalikan dan dari seratus pic misalkan hanya terjual sembilan,” jelas Alfiyah.

Lebih lanjut disampaikan, saat ini produksi olahan seperti kerupuk, mangrove, dan ikan di Muaragembong banyak berhenti produksi terutama mereka yang produksi mandiri.

Diketahui beragam olahan laut di Muaragembong meliputi daun mangrove, stik jengkok, kerupuk ikan, dan lainnya di produksi oleh kelompok Kebaya yang melibatkan ibu-ibu di wilayah Muaragembong dengan label Mang Oge. Mereka memasarkan melalui online dan penitipan di minimarket, koperasi dan warung-warung di wilayah Bekasi.

Lihat juga...