Kombinasi Pakan, Tekan Biaya Operasional Budidaya Udang dan Ikan
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Kebutuhan pakan menjadi faktor penting dalam sektor budidaya perikanan, dan kendala pakan jadi faktor penentu kesuksesan budidaya udang dan ikan. Sistem tambak intensif menerapkan pakan pabrikan dan pembuatan swadaya, bisa jadi solusi untuk pakan kombinasi.
Hal itu pula yang dilakukan Wardoyo, petambak udang vaname di Desa Berundung, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan. Masa budidaya udang vaname sistem semi intensif sebutnya butuh waktu selama tiga hingga empat bulan.
Kebutuhan pakan udang sebutnya didominasi pemakaian pakan pabrikan. Saat ini varian pakan dari produsen cukup beragam dengan ukuran persak mulai 5 kilogram hingga 20 kilogram. Harga persak sebutnya menyesuaikan ukuran mulai Rp180.000 hingga Rp350.000 persak.
Biaya operasional dalam satu siklus budidaya terbesar terletak pada pakan. Ia menyebut pengeluaran untuk pakan bisa mencapai belasan juta pada lahan kurang dari satu hektare. Biaya operasional itu belum termasuk pemakaian listrik untuk kincir sirkukasi air tambak. Sebagai solusi menekan biaya produksi,kombinasi pakan jadi peluang untuk penghematan.
“Belajar asupan pakan untuk udang vaname jadi syarat mutlak bagi pembudidaya untuk bisa mengetahui kompisisi tepat bagi pertumbuhan,perkembangan udang mulai dari benur ditebar hingga masa panen parsial dengan pemakaian pakan bernutrisi pabrikan dan buatan sendiri,” terang Wardoyo saat ditemui Cendana News, Selasa (16/2/2021).
Perhitungan pada biaya pakan sebutnya sangat penting diketahui petambak. Sebab hasil panen akan dikurangi operasional pakan dan biaya lain menjadi keuntungan. Tingginya harga pakan dengan tingkat nutrisi yang maksimal kerap terjadi pada awal penebaran. Setelah memasuki tahap pembesaran pakan udang bisa dikombinasikan dengan pakan buatan.