Kompos Mampu Kurangi Sampah
JAKARTA – Pegiat lingkungan, penulis buku dan arsitek, DK Wardhani, mengatakan, sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir setiap tahun didominasi dari sisa makanan (39,4 persen), alasan mengapa setiap individu bisa berkontribusi dengan memodifikasi gaya hidup.
“Caranya adalah mengelola sisa konsumsi agar makanan tidak terbuang,” kata Wardhani dalam webinar “Bebas Sampah dengan Mengompos di Rumah”, Senin.
Kompos adalah langkah terakhir dalam mengelola sisa konsumsi rumah tangga. Dia menjelaskan, langkah pertama menerapkan strategi agar makanan tidak terbuang adalah merencanakan menu dan porsi, baik saat sebelum memasak atau ketika akan makan di luar rumah. Misalnya, siapkan porsi makan lebih kecil untuk anak-anak agar tidak ada sisa yang terbuang.
Kedua, simpanlah makanan dengan baik. Setelah menyiapkan bahan makanan untuk memasak, lalu menyajikannya di meja makan, ketahui cara penyimpanan agar makanan awet dan tidak cepat busuk sehingga tidak terbuang. Ketahui apakah makanan bisa disimpan di luar ruangan, di lemari pendingin atau lemari pembeku.
“Habiskan makananmu, juga beri makan orang yang membutuhkan,” lanjutnya.
Kemudian, bila masih ada sisa makanan berikanlah sebagai pakan hewan peliharaan, misalnya ayam dan ikan lele. Selanjutnya tumbuhkan dan olah kembali sisa makanan.
Sisa-sisa sayur yang bisa ditanam bisa ditumbuhkan kembali, sementara bahan yang bisa diolah dapat dimasak menjadi makanan berbeda. Dia mencontohkan, sisa kulit udang bisa diolah menjadi kaldu udang, sementara ampas kelapa dimasak jadi bahan kue.
“Jadikan energi seperti biogas, baru kemudian komposkan sisanya. Jadi, kompos bukan di langkah pertama. Kadang orang berpikir kalau sisa organik pasti harus dikomposkan padahal banyak langkah yang dilakukan sebelum kita mengompos,” jelas dia.