Kompos Mampu Kurangi Sampah
Dia memaparkan, mengompos merupakan bagian dari siklus kehidupan yang alamiah dan tidak perlu ditakuti. “Bumi tidak membutuhkan manusia yang sempurna, tetapi menghargai mereka yang berusaha.”
Dalam kesempatan yang sama, CEO Sustaination Dwi Sasetyaningtyas berbagi pengalaman mengompos lewat tagar #CeritaKompos. Tyas menyampaikan, sulit mencari komunitas dan kawan untuk memperkuat niat serta semangat saat mulai membuat kompos.
Oleh karena itu, Sustaination meluncurkan komunitas Sustaination di platform Telegram yang akan terus berbagi kepada anggotanya mengenai berbagai isu dan berita untuk mendukung langkah anggotanya menuju gaya hidup lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, Arunee dari Magalarva menjelaskan bagaimana peran lalat BSF (black soldier fly) dapat menjadi solusi untuk penguraian sampah organik skala besar.
“Dalam sehari Magalarva bisa menerima sampai 5 ton sampah organik. Penggunaan BSF adalah solusi tercepat untuk penguraian.” Melalui paparan Arunee, disampaikan bahwa dengan mengolah sampah organik kita dapat secara bersama-sama mengubah perspektif tentang sampah yang jijik dan bau, menjadi sesuatu yang alami dan bermanfaat untuk kehidupan alam semesta.
Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Ujang Solihin Sidik, bulan ini mengatakan bahwa pengelolaan sampah yang tepat dapat menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia di masa pandemi.
“Di tahun 2021 ini kami ingin pengelolaan sampah menjadi pendorong ekonomi. Data BPS 2020 menunjukkan bahwa sektor pengelolaan sampah tumbuh positif saat pandemi, berbeda dengan sektor-sektor utama yang terpukul,” kata Ujang dalam jumpa media daring, 18 Februari 2021.