Komunitas Ajukan Dua Tradisi Bekasi Sebagai WBTB

Editor: Koko Triark

BEKASI – Budaya Ngarak Barong dan Babaritan Kranggan, Bekasi, diajukan menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Pengajuan dilakukan oleh Maja Yusirwan, bersama Komunitas Orang Bekasi (KOASI) untuk budaya Ngarak Barong , dan Tradisi Babaritan diajukan oleh Olot Suta bersama Tokoh Adat Kranggan.

“Ngarak Barong merupakan tradisi masyarakat Kampung Legok RT 05/03 Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan, Jatiasih, Kota Bekasi,” ungkap Maja Yusirwan, Koordinator Tim PPKD Kota Bekasi sekaligus penggagas dan perekacipta Tradisi Ngarak Barong Bekasi, kepada Cendana News, Minggu (28/2/2021).

Maja Yusirwan Koordinator Tim PPKD Kota Bekasi sekaligus penggagas dan perekacipta Tradisi Ngarak Barong Bekasi, –Foto: M Amin

Aki Maja, sapaan akrab Budayawan Betawi ini, menjelaskan Ngarak Barong biasa dilakukan ketika hari Lebaran memasuki hari yang ke tujuh di kampung Legok Jatiluhur. Namun karena perkembangan lingkungan permukiman, terutama ketersediaan tanah lapang, kegiatan Ngarak Barong dipindahkan ke sepanjang jalan Perumahan Puri Gading hingga Yayasan Fisabilillah/Yasfi, Kampung Sawah Pondok Melati.

Pada saat 1980-an, kisahnya, kecamatan yang ada hanya Pondok Gede. Kemudian terjadi pemekaran menjadi beberapa kecamatan baru, yaitu Jatiasih, Pondok Melati dan Jatisampurna.

“Secara pakem dan tradisi Ngarak Barong masih identik dengan tradisi masyarakat Bekasi. Dan, tradisi Ngarak Barong sedapat mungkin bisa dilakukan di mana saja,” jelasnya, sembari menambahkan, arak-arakan barongan sudah dikenal sejak ratusan tahun silam.

Lihat juga...