Malaysia Pekan ini Deportasi Pencari Suaka, Anak Termasuk Warga Myanmar

KUALA LUMPUR — Sedikitnya sembilan pencari suaka dan dua anak tanpa pendamping termasuk di antara sekelompok warga Myanmar yang dideportasi oleh Malaysia pekan ini, kata Jaringan Hak Pengungsi Asia Pasifik (APRRN) dalam pernyatannya pada Jumat.

Malaysia pada Selasa (23/2) mengirim 1.086 warga Myanmar kembali ke tiga kapal angkatan laut yang dikirim oleh Myanmar, sebuah langkah yang menurut kelompok itu dapat membahayakan nyawa orang yang dideportasi.

APRRN telah mengkonfirmasi bahwa dua anak dipisahkan dari keluarga mereka dan dideportasi kembali ke Myanmar sendirian di atas kapal.

APRRN, bersama dengan tiga kelompok hak asasi lainnya, juga mengatakan ada risiko besar bahwa mereka yang dideportasi termasuk pengungsi dan pencari suaka yang melarikan diri dari konflik etnis dan penganiayaan di Myanmar, tempat militer merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari.

“Ada ketakutan besar bahwa kehidupan etnis minoritas yang dideportasi kembali ke rezim militer kemungkinan besar akan memburuk,” kata kelompok itu.

Departemen Imigrasi Malaysia dan Kedutaan Besar Myanmar di Kuala Lumpur tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters

Departemen itu mengatakan tidak mengirim kembali pencari suaka atau pengungsi Rohingya.

Namun, kekhawatiran atas deportasi pencari suaka yang tidak terdaftar tetap ada, karena badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) belum diizinkan untuk mewawancarai tahanan imigrasi sejak 2019.

James Bawi Thang Bik, dari Aliansi Pengungsi Chin, mengatakan dia diberitahu oleh kedutaan Myanmar bahwa sembilan pencari suaka Chin termasuk di antara mereka yang dideportasi.

Lihat juga...