Mangut Ndas Manyung, Kuliner Khas Semarang Bercitarasa Pedas

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SEMARANG — Kota Semarang dikenal menjadi salah satu sentra pembuatan ikan asap. Maka tidak mengherankan, ada beragam kuliner dengan bahan baku ikan asap. Termasuk salah satunya ndas (Jawa-red) atau kepala manyung asap.

Proses pembuatan ikan asap yang cukup panjang dan melelahkan tersebut, seakan terbayar dengan hasil yang didapat. Saat sudah sampai ditangan konsumen, ikan asap manyung ini, termasuk bagian kepalanya, sering kali diolah dengan cara masak kuah santan pedas, dengan potongan tahu dan terong.

Cara masak ini dikenal dengan olahan bumbu mangut, sehingga kuliner tersebut kerap disebut mangut ndas manyung. Cita rasanya yang khas, termasuk dengan aroma asap yang kuat, menjadi kuliner yang banyak dicari.

Sebagai salah satu kuliner khas Semarang, ada banyak warung makan yang menyediakan menu tersebut. Seperti warung ndas manyung Bu Fat, yang menjadi langganan para pejabat, hingga artis, jika berkunjung ke Semarang.

“Bagi penggemar masakan pedas, ndas manyung ini juaranya, sebab bisa ditambah berapapun cabai yang diinginkan. Caranya mudah, cabai rawit utuh yang turut dimasak, dihaluskan dan ditambahkan dalam kuah,” papar Adi Nugroho, penggemar masakan ndas manyung, saat ditemui di Semarang, Sabtu (20/2/2021).

Hal tersebut tidak berlebihan, sebab sajian kuah santan dan potongan cabai rawit yang melimpah, menambah sensasi tersendiri dengan rasa daging mangut gurih dan nikmat.

“Namanya juga bagian kepala, daging ikan yang ada didalamnya, juga tidak sebanyak bagian tubuh, namun justru itu nikmatnya. Kita bisa makan sambil menjelajahi kepala manyung, untuk mencari dagingnya,” lanjutnya sembari tertawa.

Lihat juga...