Menekan Mobilitas Orang, Turunkan Jumlah Kasus Covid-19

Sebelumnya, angka pertambahan di kisaran 600 per hari, namun tiba-tiba naik menjadi 1.100 per hari. Ini juga nyaris terjadi laju kenaikan seratus persen juga.

Pada libur panjang ke dua, yakni 20-23 Agustus 2020 waktu libur lebih lama dibandingkan libur yang sebelumnya, dampaknya kenaikana kasus Covid-9 terjadi pada pekan pertama sampai dengan akhir September 2020.

Kasus kumulatif mingguan bertambah dari 13.000 kasus, naik menjadi 30.000 kasus, artinya terjadi lonjakan seratus persen lebih.

Selain itu, angka positivity rate juga naik sampai dengan 3,9 persen. Positivity rate adalah jumlah berapa banyak orang yang positif dari seluruh orang yang diperiksa. Makin banyak jumlah orang yang positif, berarti laju penularannya makin tinggi di daerah tersebut.

Sementara libur panjang ke tiga adalah di bulan Oktober 2020 mulai dari 28 Oktober sampai 1 November 2020, di mana lonjakan kasus mulai terlihat tiga pekan setelah liburan. Saat itu, angka positivity rate meningkat 1,30 persen secara absolut dibandingkan pekan sebelumnya.

Kemudian pada pekan ke empat dan ke lima setelah libur panjang ke tiga itu terjadi kenaikan absolut 3,87 persen kasus positif Covid-9.

Secara ekonomi, empat libur panjang yang sudah dilalui telah memberikan napas tambahan bagi pelaku bisnis, khususnya sektor pariwisata untuk bertahan, namun jika dibanding dengan kenaikan signifikan laju tambahan kasus Covid-9, maka kerugian finansial sudah tidak lagi proporsional karena ongkos pemulihan kesehatan berlipat kali lebih besar dibanding keuntungan ekonomi yang diraih.

Itu belum lagi dihitung kerugian psikologis penderita dan keluarga, kehilangan waktu produktif, dan yang paling bahaya adalah penyebaran virus yang pasti sebarannya makin meluas ke desa-desa.

Lihat juga...