Pembudi Daya Magot di Arjasari Kesulitan Cari Pembeli

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BANDUNG – Sejak enam bulan terakhir, Jejen warga asal kampung Babakan Mantri, Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, giat budi daya magot.

Mulanya ia mengaku, aktivitas budi daya magot hanya untuk memenuhi kebutuhan pengadaan pakan bagi ternak ayam dan lele miliknya, namun kini, hasil budi dayanya justru semakin besar, jauh melampaui kebutuhan.

“Sekarang, dalam satu bulan saya bisa produksi satu kuintal magot. Ini sudah melampaui ekspektasi. Tidak akan habis untuk pakan ayam saya,” ujar Jejen kepada Cendana News, Selasa (23/2/2021) di lokasi budi daya magot miliknya.

Jejen, pembudi daya magot asal kampung Babakan Mantri, Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sedang memberi minum lalat yang akan menghasilkan telur magot, Selasa (23/2/2021). Foto: Amar Faizal Haidar

Jejen menyebut, meskipun telah terbukti bahwa magot memiliki banyak manfaat, salah satunya mengandung protein tinggi yang bagus untuk pakan ayam, namun sampai saat ini ia masih kesulitan mencari pembeli magot.

“Beda sama cacing. Kalau cacing di sini sudah ada bandarnya. Tiap dua minggu sekali bisa dijual, jadi yang budi daya cacing banyak. Kalau magot belum tahu ke mana jualnya, maka yang budi daya juga sedikit. Di desa ini paling cuma dua orang,” ungkap Jejen.

Meski demikian, Jejen mengaku, tetap terus berusaha menggali informasi untuk bisa mendapatkan pembeli. Ia pun optimis, apabila pasar magot telah ditemukan, aktivitas budi dayanya akan semakin masif di Desa Pinggirsari.

“Sejauh ini paling saya promosikan di media sosial. Adalah satu dua yang beli. Cuma saya targetnya itu pembeli besar, karena kalau begini terus nggak ada yang beli kan sayang magotnya. Ditambah saya juga belum punya modal untuk memperbesar ternak ayam lele,” katanya.

Lihat juga...