Pembudi Daya Magot di Arjasari Kesulitan Cari Pembeli

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Terkait budi daya magot sendiri, Jejen mengatakan bahwa caranya tidak sulit dan modalnya pun tidak besar. Hanya saja yang terpenting adalah mental keberanian dan kesabaran.

“Caranya mah gampang. Saya saja belajarnya cuma dari youtube. Paling siapin saja lahan, nggak perlu besar. Kalau perlengkapannya bisa bikin sendiri atau beli. Yang pasti nggak butuh modal besar. Nah yang penting itu mental, karena ini kan pekerjaan jorok, berurusan dengan sampah, kalau nggak kuat mental, mending jangan,” jelasnya.

Budi daya magot sendiri didukung penuh oleh aparatur desa setempat. Pasalnya, budi daya magot dapat membantu pemerintah mengatasi masalah lingkungan, karena sampah organik dapat dipilah dan dimanfaatkan untuk budi daya.

“Memang di desa kita ini baru sedikit yang budi daya magot, salah satunya Mang Jejen ini. Semua kebutuhan budi dayanya kita bantu, termasuk pembuatan kandang. Kita ingin, agar masyarakat berdaya, lingkungan terjaga,” ungkap Kepala Desa Pinggirsari, Wawan Somantri.

Di samping magot, sebagian aktivitas budi daya yang juga dapat ikut melestarikan lingkungan adalah budi daya cacing. Saat ini, kata Wawan, sudah ada banyak masyarakat yang melakukan hal itu.

“Iya kalau cacing memang sudah lumayan banyak. Karena pertama jualnya itu gampang. Beda sama magot, yang hasil budi dayanya justru untuk mendukung usaha peternakan, baik ayam maupun lele. Jadi magotnya sendiri belum ada pembelinya. Jadi peminat budi dayanya pun kurang,” pungkas Wawan.

Lihat juga...