Pencuri Bunga Anggrek
CERPEN S. PRASETYO UTOMO
PENCURI menebar sihir jahat, merampas semua bunga anggrek yang digantungkan di dahan-dahan pohon srikaya dan berjajar di teras.
Tubuh Dewanti tergetar menahan marah, begitu bangun tidur kehilangan seluruh bunga anggrek yang bermekaran di pelataran.
Tak tersisa satu pot pun bunga anggrek kesayangannya. Ia masih gugup ketika suaminya, Anto, melintasinya dan sama sekali tak peduli dengan bunga-bunga anggrek yang lenyap.
Bergegas dokter muda itu ke rumah sakit, tempatnya bekerja, mengendarai sedan sport merah hati kesayangannya. Tak menghiraukan Dewanti yang kebingungan di pelataran, memandangi pohon srikaya dan tepi teras tanpa bunga-bunga anggrek.
Ia kehilangan: anggrek dendrobium ungu, anggrek tebu warna kecoklatan bintik-bintik serupa macan, anggrek bulan putih, anggrek cattleya, anggrek monyet, anggrek kasut kumis warna hijau serupa bayi dengan kantung tidur, anggrek violet, anggrek jingga dengan bintik-bintik kecokelatan, anggrek sendok kuning, anggrek bulan dengan lima helai mahkota, dan anggrek zamrud warna kuning kehijauan.
Berangkat mengendarai mobil sedan tua ke kampus tempat mengajar, Dewanti mencapai gerbang jalan raya. Satpam muda yang berjaga tergopoh-gopoh menghentikan mobil-mobil yang melaju kencang, mencarikan celah agar Dewanti menyeberangi jalan.
Dewanti terkesan pada satpam muda yang selalu menyeberangkannya setiap pagi. Satpam muda itu selalu merebut perhatiannya.
Sore hari, sepulang dari kampus, Dewanti singgah ke rumah Pak Jo, pemilik kebun penyemaian bunga anggrek dan pembuat pot dari sabut kelapa. Lama tak berkunjung ke rumah Pak Jo, lelaki setengah baya itu tergopoh-gopoh menerima kehadirannya.