Pengelolaan Minim Picu Peningkatan Sampah Pantai di Lamsel
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Sistem pembuangan sampah di tempat terbuka kerap masih menjadi persoalan di sejumlah wilayah Lampung Selatan (Lamsel). Sebagian warga membuat tempat sampah cekung yang akan ditimbun saat penuh. Pantai jadi salah satu lokasi yang kerap dipenuhi sampah oleh aktivitas pembuangan liar.
Rigen, salah satu warga Desa Tridharmayoga, Ketapang menyebut sampah kerap mengotori pantai.
Aktivitas masyarakat yang membuang sampah di sungai saat penghujan berimbas terbawa arus sungai. Selanjutnya sampah terdampar oleh gelombang air laut ke tepi pantai.
Saat musim angin utara dan selatan potensi sampah didominasi sampah plastik, limbah pertanian. Sampah botol air minum dalam kemasan, makanan sebagian berasal dari pengunjung pantai.
Sebagai penyedia jasa sewa ban pelampung, Rigen menyebut minimnya tempat sampah jadi pemicu membuang sembarangan.
Beberapa cekungan sampah yang disiapkan kerap tidak digunakan. Sampah yang terdampar di pantai kerap terseret saat air pasang terbawa arus. Peningkatan volume sampah itu semakin bertambah saat penghujan tiba.
“Pengelolaan sampah masih minim karena kalaupun ada yang memilah sampah dominan hanya pencari rongsokan yang memanfaatkan botol minuman bernilai jual, sisa sampah lain tetap dibiarkan berserakan, semakin lama menumpuk di sepanjang pesisir pantai yang bertambah saat musim penghujan oleh banjir,” terang Rigen saat ditemui Cendana News, Rabu (24/2/2021).
Rigen bilang faktor pemicu kotornya lingkungan pantai juga dipengaruhi kebiasaan pengunjung. Selama masa pandemi Covid-19 saat warga memiliki hari libur lebih banyak, pantai jadi tujuan rekreasi. Saat berkunjung ke pantai, kemasan makanan dari plastik dibuang sembarangan. Kesadaran memilah sampah yang rendah kerap menambah volume sampah di pantai Onaria.